Sabtu, 17 Agustus 2019

Siaga Numpang ikut Jamboree Cabang 2019 Kwarcab 2605 Kepulauan Yapen

Ondo Aimasa Resmikan Pos Nyemot Jambore Cabang 2019, Kwarcab 2605 Yapen

Aimasa Scout bersama Ketua Pusdiklat Kwarcab 2605 Yapen

Dirgahayu RI Ke-74, 2019, Salam Hormat AIMASA SCOUT

Bersama Bpk Kepala Kampung Menawi

Bersama Abang Babinsa & Agt Polsek Angkaisera

IMPESSA bersama abang-abangnya.


Selasa, 30 Juli 2019

Aimasa Scout

Ondo Aimasa Scout

Salam Pramuka…..!
Aimasa Scout merupakan kelompok Penegak—Pandega yang terbentuk dibawah naungan Gerakan Pramuka Kwartir Ranting Angkaisera, yang dulunya disebut dengan nama Aimasa Manawi,  Aimasa Manawi ini lahir tepatnya tanggal 22 Februari 2005, alkisah dulunya para anggota Penegak dan Pandega Manawi di juluki sebagai Kayu Bakar atau Tidak Kreatif/Pamalas (istilah awam)  pada setiap kegiatan Kepramukaan, disaat itulah para Penegak-Pandega Manawi bangkit dan membuktikan bahwa Penegak dan Pandega Manawi memang benar kayu bakar tetapi bukan tidak kreatif/Pamalas melainkan Kayu Bakar yang dapat diartikan Be Prepared.


Kemudian pada Tahun 2010, Aimasa Manawi mulai menanamkan nilai Kepanduan yang dirintis oleh Baden Powel kepada seluruh Anggota Pramuka di Kwaran Angkaisera dan akhirnya berkembang menjadi satu Gudep Teritorial lengkap dengan anggota Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega, sehingga berubah nama menjadi AIMASA SCOUT.
Mahikai ……!





Pendiri :
 
HIZKYA  NUBOBA
SIMON NUBOBA
PHILEP SAYURI
ULIS NUBOBA
OBETH SAYURI
PERNOTH NANIMINDEY
JIMMY REBA
IZAC NANIMINDEY
PAULUS AYOMI
YOHANIS NUBOBA
IZAC SAYURI
NIKANOR RUNGGAIMUSI
EFRITZ ANDERI
HENDRIK DEI AREBO
FRANS SAYURI

Ondoafi Aimasa Manawi
Almudhars Waromi



Akhirnya :
Antoru Kahamani Manteyaha, Rahidanini Kahamni Kidoniaha




Jumat, 26 Juli 2019

Selayang Pandang Penggunaan Kata RAIMUNA



Penggunaan dan pembakuan kata “Raimuna” bukan terlahir begitu saja di dunia Pramuka Penegak Pandega Indonesia, konon ceritanya...... kegiatan terbesar penegak (belum ada golongan Pandega) adalah “Pertemuan Penegak Putera dan Puteri/Perpanitera”, yang lahir dari Musyawarah Andalan Pusat dan Daerah (Anpuda) ke-III yang diselenggarakan pada tahun 1966 di Pasar Minggu.

Perpanitera I terlaksanakan pada tanggal 21 s/d 26 Agustus 1969, dalam kegiatan tersebut Pramuka Penegak bersama Sangga Nasional (sekarang Dewan Kerja Nasional) menyusun program kerja untuk memperdalam kesungguhan dan kesadarannya sebagai mana Amsal Perpanitera I “ Upaya Bhakti Pertiwi” yang artinya kegiatan atau usaha berbhakti kepada tanah air dan dapat mempunyai sasaran.

Tahun 1974 diselenggarakan Perpanitera II yang merupakan gabungan kegiatan antara Perpanitera, Pesta Satuan Karya dan Perkemahan Wira Karya (PW), karena belum memiliki nama dari ketiga jenis kegiatan tersebut maka kegiatan tersebut diberi nama “Event X” yang diselenggarakan di Jakarta dan dalam perkembangan kepramukaan dicarilah sebuah nama kegiatan yang mengandung makna yang lebih filosofis, hingga akhirnya ditemui kata “Raimuna” yang kita ketahui istilah Raimuna ini berasal dari kabupaten Yapen - Papua, tepatnya konon istilah Raimuna ini dipakai oleh sekelompok masyarakat Suku Ampari Munu-Mamo ketika hendak bepergian perang keluar kampung untuk menangkap budak.

Kata Raimuna sendiri diangkat dari rumpun bahasa Ambai oleh Kakak Hofni Sineri (asal Kampung Randawaya) yang merupakan gabungan dari dua kata yaitu Rai dan Mamuna, Rai berarti Sekelompok orang yang berkumpul melaksanakan musyawarah untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang ditetapkan secara bersama, sedangkan Mamuna mengandung arti daya kekuatan jiwa seorang pemimpin yang berpengaruh baik dalam mencapai suatu kesuksesan, sehingga kata Raimuna berarti sekelompok orang yang hidup disuatu wilayah dengan daya kekuatan jiwa seorang pemimpin yang berpengaruh besar untuk memberikan semangat dan hasrat yang tinggi dalam mencapai tujuan tertentu yang telah disetujui dan ditetapkan secara bersama dalam musyawarah.

Dibalik riwayat di ambilnya istilah Raimuna dari Papua tersebut ternyata termuat sebuah cita-cita yang luhur yaitu upaya mencegah disintegrasi yang pada saat itu mengancam bangsa Indonesia  dan secara tegas menunjukan bahwa Gerakan Pramuka merupakan salah satu komponen perangkat persatuan bangsa.
Akhirnya pada tahun 1977 diselenggarakanlah kegiatan Raimuna Nasional yang ke-III, dan secara resmi ditetapkan dalam Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No : 007/KN/1978, tanggal 26 Januari 1978 dan penyelenggaraannya ditingkat Kwartir Ranting, Kwartir Cabang, Kwartir Daerah dan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka di Indonesia.

Setelah terlahirnya kata Raimuna untuk kegiatan pesta Penegak dan telah ditambah satu golongan lagi yaitu golongan Pandega, maka pesta Raimuna adalah pesta Pramuka Penegak Pandega yang dilaksanakan 5 tahun sekali dalam even Nasional, dan dalam pesta tersebut pada upacara pembukaan ditampilkan tari dan lagu adat suku Ampari Munu-Mamo sebagai wujud ungkapan arti kata Raimuna.


Akhirnya kutitipkan sebuah ungkapan dari bahasa Asal Kata Raimuna untuk dijadikan sebagai motifasi dalam membangun Kader Tunas Kepala Penegak – Pandega di Negeri tercinta ini.
Antoru Kahamani Manteyaha, Rahidanini kahamani kidoniaha,
Kalau bukan kitong siapa lagi & kalau bukan sekarang kapan lagi

Anggota Racana Koranu & Ambalan Mambriu, Gudep Aimasa Scout